PROFIL

Tuesday, April 25, 2017

Maemunah : Perempuan Jangan Takut Berpolitik!

Dia melihat, perempuan masih menjadi obyek ketidakberdayaan dan ketimpangan sosial. Padahal, perempuan bisa menjadi subyek, jika terjun ke politik. Tapi mereka takut, lantaran mereka beranggapan politik itu adalah perang! Keras, dan itu adalah dunia laki-laki! Seharusnya, perempuan jangan takut berpolitik!

“Itulah fenomena yang ada di masyarakat kita,” ungkap Maemunah, Wakil Bendahara DPW PAN DKI Jakarta di Jakarta, Selasa (25/4). “Mereka pasrah dengan keberadaan mereka sendiri. Tak menyadari kalau mereka adalah korban ketidakberdayaan dan ketimpangan sosial di tengah kemajuannya teknologi.”
“Saya banyak melihat, jika perempuan menghadapi masalah, dia tidak bisa mengangkat dirinya untuk keluar dari masalah tersebut. Jadi, hingga kini saya melihat perempuan itu adalah obyek yang lemah. Padahal, mereka memiliki hak dan kedudukan sama. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi,” papar isteri dari Harry Budhy Hartono dan ibu dan Arineta dan Raafi Tio Hartono ini.
Maemunah yang banyak berkecimpung di organisasi kemasyarakatan bersifat sosial ini, mulai dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Naisyahtul Aisiyah,   DPD Aisiyah Jakarta Barat, Majelis Ekonomi Aisiyah, Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), dan Ketua Perempuan Muslimah Amanah DKI Jakarta ini, sangat prihatin dengan kondisi tersebut.
“Karenanya, pada 2010 saya bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) Jakarta Barat langsung masuk di jajaran Badan Pentgurus Harian (BPH) DPD Jakarta Barat dan 2016 masuk di DPW PAN DKI Jakarta. Saya ingin apresiasi perempuan masuk ke partai memperjuangkan kepentingan dan hak perempuan agar menjadi subyek,” tegas Maemunah.
“Jika tak terjun untuk berpolitik, aspirasi itu tak akan sampai. Tapi, saya juga melihat hak perempuan untuk berpolitik itu banyak hambatannya untuk menjadi sebagai wakil legislatif. Di antaranya, butuh biaya yang tak sedikit lantaran di sepanjang perjalanan politik untuk mencapai bangku legislatif, sangat marak dengan money politic,” jelasnya.
“Karenanya, saya berharap UU mendatang yang akan mempermudah perjalanan jalur politik perempuan agar dapat dan dipermurah dibanding kaum laki-laki, terus diperjuangkan. Sehingga perjalanan politik kaum perempuan sebagai wakil rakyat dapat terwujud hingga duduk di kursi badan legislatif,” harap penggemar bakso dan rujak alumnus S2 Manajemen di Universitas Muhammadiyah Jakarta dan S1 Fakultas Bahasa dan Sastra IKIP Muhammadiyah Jakarta ini.


“Ingat, keterjunan perempuan di politik, bisa menjadi penyeimbang yang komrehensif bagi perpolitikan nasional, dan memberi corak warna-warni politik yang memiliki karakter khusus, tentunya. Serta mendukung untuk mencapai target kuota 30% ketelibatan dam kiprah perempuan di perpolitikan nasional,” harap warga Jl Perdana Blok E No 9 Petukangan Selatan, Jakarta Selatan ini. (one)

No comments:

Post a Comment