Faizal Assegaf (Ketua Progres 98)
Jakarta ---Novel Baswedan, penyidik senior KPK disiram air keras setelah shalat subuh berjamaah di masjid sekitar rumahnya, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4).
Ini merupakan tindakan sangat biadab dan disinyalir tidak lepas dari persoalan kasus korupsi besar yang sedang ditangani oleh KPK, yakni kasus e-KTP dan skandal Sumber Waras.
Selama koruptor kakap yang terlibat dalam kedua kasus tersebut tidak segera ditangkap, maka dikhawatirkan akan muncul teror susulan yang dapat memicu kemarahan rakyat.
Selain itu, kasus teror kepada Novel Baswedan patut dicurigai bermotif politik terkait dengan memanasnya Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Novel Baswedan adalah sepupu Anies Baswedan dan dikenal kedua pihak sangat akrab.
Kasus e-KTP dan skandal Sumber Waras telah menjadi isu panas jelang Pilgub DKI. Baik secara hukum maupun politik, para aktor yang diduga terlibat dalam dua kasus tersebut merupakan rival politik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Kasus e-KTP dan skandal korupsi Pembebasan Lahan Sumber Waras telah membuat elektabilitas Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama alias Ahok anjlok. Dan soal kasus e-KTP sorotan publik tertuju pada Ketum Golkar Setya Novanto dan sejumlah politisi lainnya.
Dengan munculnya teror pada penyidik KPK Novel Baswedan, semakin menunjukan bahwa hukum di negeri ini telah dikuasai oleh koruptor kelas kakap.
Lambannya penuntasakan kasus e-KTP dan Sumber Waras oleh KPK untuk menyeret aktor utama, kian memperjelas bahwa KPK telah tersandera oleh tangan-tangan jahat yang berkuasa.
Terlebih sikap rezim Jokowi tampak tidak serius mendorong KPK untuk menuntaskan kasus e-KTP dan lebih khusus skandal Sumber Waras yang diduga melibatkan Ahok.
--11 April 2017--
No comments:
Post a Comment