
Menyimak pidato seseorang akan menjadi hambar, ketika pidato tidak menemukan jejak, tidak menjumpai langkah yang pernah, sedan dan akan ditempunya. Pada pidato yang stabil, hampir tanpa emosi..namun mampu menggerakkan dan menginspirasi itu, radiopanjakarta menemukan pada Senin 3 April 2017. Betapa tidak, jika kita mendengar kerunutan kalimat, pancaran wajah yakin dan data teknis yang Anies ungkapkan. Mendengar pidato pemimpin muda yang bertarung di arena politik sekeras Jakarta, kita serasa diajak menyusuri permasalahan yang sering ditanggapi sambil lalu, bahkan seremonial belaka.
Dengan mengikuti vitalitas Anies sejak remaja, muda dan kini dalam kedewasaannya itulah maka pidato itu menemukan gerak yang pasti dan terukur. Orasi ilmiah namun membumi dan ingin ditegakkan dengan hati-hati.
Sebelum sampai pada paparan angka yang menjelaskan permasalahan Jakarta dan ingin diatasinya, Anies dengan yakin mengatakan bahwa persoalan keaneka ragaman 416 suku bangsa dan 716 bahasa dilengkapi sekian agama dan kepecayaan lokal dan pandangan dan pemahaman yang berbeda tentang Indonesia itu hendaknya didudukkan sebagai fakta. Jika diantara pemangku fakta itu mengedepankan dan memperjuangkannya, itulah yang harus diluruskan. Problemnya adalah bagaimana di atas perbedaan sebagai fakta itu diperjuangkan persatuan. Dengan demikian, persatuan dalam kebhinnekaan itulah yang harus diwujudkan.
Persatuan Indonesia di Jakarta menjadi dasar untuk kemajuan. Namun persatuan tak dapat dihidup-hidupkan jika keadilan disembunyikan. Tak ada persatuan tanpa keadilan, begitu Anies menegaskan.
Sebelum mengakhiri pidato politiknya, Anies memaparkan data yang lengkap dan akurat atas usaha pasanganngannya yang cermat Sandiaga Salahudin Uno ( pasangan dalam Paslon Gubernur/ Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2017-2022), bahwa prioritas programnya adalah mengatasi masalah Jakarta : kemacetan ttansportasi ; keterbatasan lapangan kerja ; kesehatan ; pendidikan ; perumahan ( termasuk lingkungan yang musti bebas banjir ) dan kesehatan. Seraya mengungkapkan, bahwa 394 ribu jiwa di Jakarta yang miskin itu ( penghasilan di bawah Rp. 500.ribu/ bulan ) itu naik jumlahnya, apalagi kalau ditambah 2 juta warga Jakarta yang penghasilannya hanya sekitar Rp.1 juta/bulan.Prosentase kemiskinan memang menurun, tapi kuantitasnya dalam populasi miskin bertambah.
Partisipasi anak yang bersekolah, di Jakarta Utara hanya 60 % di bawah kota -kota di Jawa Tengah, bahkan di Sorong Papua saja mencapai angka 63 %.Perumahan baru menjangkau 41 %, ketersediaaan air bersih 70 % dan pengangguran ( terselubung maupun tak bekerja sama sekali ) masih 51 %.
Menjadi orang miskin diukur dari pendapatan uang yang sangat minimal itu salah satu tanda kemiskinan masih menekan. Tekanan kian mendepresikan warga Jakarta di tengah kemacetan, kebanjiran, kehimpitan ruang terbuka maupun perumahan. Lebih-lebih dari sisi psikologis kota yang kian sesak dan menyiksa ini, kemiskinan kian berbahaya karena tiada kebersamaan. Tiadanya perekat sosial seperti di desa asalnya, menjadikan keterasingan di tengah kemiskinan. Itu memprihatinkan, itu menyulitkan persatuan sebagai.modal membangun Jakarta yang bersatu, maju dan berkeadilan.
Dengan mengutip pesan dari Ustadz Sidik di Tegal dan Habib Lutfi Pekalongan, agar dalam meraih kepemimpinan di Jakarta harus mengutamakan persatuan, kedamaian dan tidak boleh melupakan keadilan.
Salah satu yang dikoreksi bagi kepemimpinan sekarang dan ingin digantikan itu adalah pemerintah provinsi Jakarta amat mengutamakan pembangunan infrastruktur namun membelakangi pembangunan manusia, menomor duakan rakyatnya ketimbang deretan bangunan fisik.
Berdasar itulah, maka pendidikan dengan KJP dan KJS selain terus diberlakukan juga butuh plus lainnya. Kebersihan yang berkat PPSU akan ditingkatkan status dan perannya. Pendidikan karakter berbasis akhlak mulia tentu tidak bisa dipisahkan dari pendidikan agama.
Kepemimpinan yang menggerakkan dan menginspirasi warga menjadi terhormat dengan bekerja merupakan " ideologi" programnya : Maju kotanya, bersatu warganya. Modern kotanya, berkarakter rakyatnya.
---------- lap.fs/ radiopanjakarta/jsp----
No comments:
Post a Comment