PROFIL

Sunday, April 2, 2017

KORBAN LONGSOR TANAH DI PONOROGO


Ponorogo--Pada Jum'at malam ( 31/ 3 ) tanah  longsor  sepanjang 800 meter dengan ketebalan 20 meter, meluncur liar menerjang Rt 001dan 002 di RW Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Longsoran itu memakan korban 28 jiwa meninggal dunia. Baru dua orang berhasil ditemukan, eehingga 26 korban yang teridentifikasikan itu belum berhasil ditemukan jasadnya, demikian keterangan Sutowo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat pada BPNB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana).. 




Ini bencana tanah longsor di Pulau Jawa untuk kesekian kalinya, setelah Garut, Purbalinga dan kini Ponorogo. Semuanya menimpa kawasan pegunungan dengan kemiringan lebih dari 30 % dan peruntukkannya mulai beralih fungsi dari kawasan hutan menjadi ladang dan permukiman, demikian Amin Widodo Dosen Teknik Geofisika ITS Surabaya yang pernah Kepala Pusat Studi Pusat Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS.

Sejak Sabtu dan Minggu ( 1- 2 April ) ini pencarian korban meninggal 28 terus berjalan. Sedang 35 Kk ( 128 jiwa ) terdampak , tersisa 100 orang dan ditambah 200 disekitar dua Rt di Desa Banaran kini memgungsii di Kantor dan rumah Kepala Desa serta ditampung di rumah sanak keluarga.

Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah menambahkan, bahwa bencana ini sudah terdeteksi dari awal. BPBD Kabupaten Ponorogo menungkapkan bahwa sejak 11 Maret dan tiap pekan berikutnya hingga sepekan sebelum 30 Maret perekahan itu terus bertambah lebar sampai 20 meter yang memberi peluang tumpahan hujan melongsarkan ke lembah pemukiman menerjang lereng yang kini menjadi ladang Jahe, Lengkuas dan empon-empon lain. Pohon besar dan akarnya tak terjumpai yang sebenarnya bisa menahan tanah dan menahan terpaan curah  hujan yang tinggi dan berhari-hari itu.

No comments:

Post a Comment