PROFIL

Saturday, April 8, 2017

Pramono UT: Organisasi Hanyalah Sebuah “Cara”

Jakarta – Meski mengaku organisasi sudah mendarah daging, namun dia menyatakan organisasi hanyalah sebuah cara untuk mengamalkan dan mendakwah ajaran Islam lebih mudah dan efektif. Wajar jika kini dia lebih banyak berbaju Muhammadiyah ketimbang NU, padahal di derah asal bapak-ibunya dia berasal dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU).

Pengakuan itu terlontar dari bibir Pramono Ubaid Tanthowi, MA, salah satu dari tujuh anggota KPU Pusat saat talk show radiopanjakarta.com di ruang meeting Rumahku, Jl. Tebet Barat Raya No 24, Jakarta Selatan, bertajuk “Mengenal Lebih Dekat dengan Mas Pram,” Jumat (7/4) pukul 20.30. Pramono menyempatkan datang ke acara itu, sekaligus silaturahmi.

“Saya katakan organisasi sudah mendarahdaging dalam diri saya, lantaran sejak kelas 2 SMP saya sudah menjadi ketua OSIS, sekaligus ketua pramuka dan beberapa ketua lainnya di kegiatan ex-school. Tiga strata pendidikan dasar saya, memang lebih berkiblat ke agama Islam. Wajar, jika di tingkat kuliah, saya lebih memilih IAIN ketimbang universitas atau jenis perguruan tinggi lainnya,” papar Pramono kepada pewancara Joko Sampeno –pemimpin redaksi radiopanjakarta.com dan pemandu acara Ali Hamzah di hadapan crew radiopanjakarta.com lainnya.

Selain Pramono Ubaid Tanthowi, MA, anggota komisioner KPU Pusat periode 2017-2022 terpilih lainnya adalah Wahyu Setiawan, Viryan, Ilham Saputra, Hasyim Asy’ari, Evi Novida Ginting Damanik, dan Arief Budiman. Pramono, yang sebelumnya menjabat Ketua Bawaslu Provinsi Banten ini mengatakan, tugas di KPU yang akan dia emban cukup besar.

“Meski saya terlahir di Semarang pada 17 Januari 1975, namun tempat tinggal saya di Kabupaten Semarang, berbatasan dengan Kabupaten Boyolali yang lebih dekat dengan Boyolali. Malah orang kampung saya, jika ditanya berasal dari mana, lebih senang menyebut berasal dari Boyolali ketimbang menyebut Semarang,” ujar Pram.

Pram memaparkan, dia mulai bersinggungan dengan Muhammadiyah saat dia menimba ilmu di IAIN Ciputat. Saat itu, dia menjabat sebagaiKetua Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) IAIN Ciputat. Dari situlah seluruh perjalanan karir politiknya lebih banyak mendapat dukungan dari para tokoh Muhammadiyah.

Beberapa agenda strategis kepemiluan sudah di depan mata, baik bagi masyarakat sipil maupun penyelenggara pemilu. Dia kembali menegaskan,
persoalan pemilu yang menjadi tanggung jawab KPU 2017-2022 masih berat. Seperti terkait revisi undang-undang tentang pemilu yang kini masih dalam pembahasan antara DPR dengan pemerintah.

Begitu juga dengan agenda pilkada serentak. Serta agenda nasional di 2019 yang menurutnya, tentu diharapkan ada peningkatan kualitasnya dari sebelum-sebelumnya. "Revisi UU Pemilu perlu terus dicermati dan dikawal, karena akan menjadi salah satu tonggak electoral reform di Indonesia. 

Demikian juga, Pilkada Serentak 2018 serta tentu saja Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden secara serentak 2019 perlu terus ditingkatkan kualitas jurdil dan integritasnya," jelasnya.


Menurut rencana, talk show yang untuk kali kesekian sudah ditayangkan di radiopanjakarta.com itu, akan diselenggarakan setiap Jumat malam dengan tokoh berbeda dan dengan bahasan yang berbeda pula. (one)

No comments:

Post a Comment