Menurut dia, kita wajib untuk
berpolitik. Lantaran, hidup ini penuh dengan planning (rencana). Plus aturan serta strategi untuk mencapai
tujuan yang kita inginkan!
“Dengan berpolitik, kita dapat
bersilaturahmi dan meningkatkan tali persaudaraan serta kita juga tahu dan paham perkembangan
tentang bangsa ini. Setiap orang wajib berpolitik, karena dengan berpolitik
secara tidak langsung kita membantu untuk masa depan bangsa ini,” ungkap Bendahara
DPD PAN Jakarta Pusat Muhammad Haris.
“Menurut saya, politik itu
sesuatu seni dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat,” jelas mantan
mahasiswa Universitas Jayabaya Manajemen, kelahiran Jakarta 21 September 1972
sebagai putra daerah asli Johar Baru, Jakarta Pusat.
Haris yang mengaku terjun ke politik
saat euphoria Reformasi dengan tokoh pendobraknya Amien Rais, langsung aktif di
kancah politik ikut gabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) Johar Baru
sebagai Bendahara DPRt Johar Baru, Jakarta Pusat. “Lalu, langsung naik sebagai Wakil Ketua DPD
Johar Baru dan sekarang, sebagai Bemdahara DPD Johar Baru,” papar keluaran SD
21 Johar Baru, SMP 25 PGRI Johar Baru, dan SMA Ksatria, Rawasari-Cempaka Putih
ini.
Aktivitas ekstra kurikulernya di
luar sekolah, cukup punya prestasi, Haris tampil Juara Bulutangkis se-Johar
Baru. Bahkan, dari sini dia pun bisa membagi keahlian ilmunya berbulutangkis
kepada rekan-rekan pelajar lainnya di SMA Ksatria. “Ya, saya sempat menjadi
guru bulutangkis di SMA saya sendiri. Senang dan tentu punya kebahagian
tersendiri bagi saya,” ucap suami Sofyati ini.
Sebagai Putra Asli Daerah Betawi,
wajar jika Haris sangat dekat dengan warga masyarakat. Karenanya sejak 2002
hingga sekarang, dia dipercaya untuk mengurus para Pedagang Pasar Tradiosional
Kelapagading sebagai Koordinator. “Di sini, saya melihat adanya kesenjangan
antara pedagang pasar trasional dengan pengelola pasar modern seperti Indomaret
dan Alfamart. Tanpa disadari, pasar
modern telah mengelilingi dan menutup perkembangan pasar tradisional,” ungkap
bapak dari Nur Harfi Octaviani dan Ananda Harfi Yudisthira ini.
“Dengan kondisi yang begitu, saya
berharap pemerintah untuk segera menerapkan peraturan jarak antara pasar
tradisionqal dan pasar modern dengan memiliki jarak ideal sesuai yang
ditetapkan berdasar aturan. Pemerintah pun harus membuka kran permodalan bagi
para pelaku pasar tradisional agar dapat mengembangkan usahanya dengan
mempermudah proses pengajuan peminjaman ke bank-bank tertentu dengan bunga
rendah, pastinya,” harap M Haris.
Pengalamannya di organisasi
kemasyarakatan (ormas) cukup mumpuni juga. Lantaran, dia juga pernah berkiprah
sebagai Sekretaris Gerakan Masyarakat Pendukung Perjuangan Amien Rais (Gempar)
DKI Jakarta pada 2009 dan sebagai Ketua Pemuda Pancasila Johar Baru pada 2014.
Cita-citanya, sangat sederhana,
yakni ingin menjadi wakil rakyat. “Karena saya ingin sampaikan pesan-pesan
rakyat kecil di mana saya sering berinteraksi dan tahu betul permasalahan di
bawah. Sehingga saya terpangil ingin menjadi wakil golongan dari mereka yang
tertindas dan terdzholimi sekaligus sebagai sarana aspirasi bagi mereka,”
pungkasnya. (one)
No comments:
Post a Comment