PROFIL

Wednesday, May 10, 2017

Muhamad Haris: Kita Wajib Berpolitik!

RPJ Selasa 10/5
Menurut dia, kita wajib untuk berpolitik. Lantaran, hidup ini penuh dengan planning (rencana). Plus aturan serta strategi untuk mencapai tujuan yang kita inginkan!


“Dengan berpolitik, kita dapat bersilaturahmi dan meningkatkan tali persaudaraan  serta kita juga tahu dan paham perkembangan tentang bangsa ini. Setiap orang wajib berpolitik, karena dengan berpolitik secara tidak langsung kita membantu untuk masa depan bangsa ini,” ungkap Bendahara DPD PAN Jakarta Pusat Muhammad Haris.
“Menurut saya, politik itu sesuatu seni dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat,” jelas mantan mahasiswa Universitas Jayabaya Manajemen, kelahiran Jakarta 21 September 1972 sebagai putra daerah asli Johar Baru, Jakarta Pusat.
Haris yang mengaku terjun ke politik saat euphoria Reformasi dengan tokoh pendobraknya Amien Rais, langsung aktif di kancah politik ikut gabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) Johar Baru sebagai Bendahara DPRt Johar Baru, Jakarta Pusat.   “Lalu, langsung naik sebagai Wakil Ketua DPD Johar Baru dan sekarang, sebagai Bemdahara DPD Johar Baru,” papar keluaran SD 21 Johar Baru, SMP 25 PGRI Johar Baru, dan SMA Ksatria, Rawasari-Cempaka Putih ini.
Aktivitas ekstra kurikulernya di luar sekolah, cukup punya prestasi, Haris tampil Juara Bulutangkis se-Johar Baru. Bahkan, dari sini dia pun bisa membagi keahlian ilmunya berbulutangkis kepada rekan-rekan pelajar lainnya di SMA Ksatria. “Ya, saya sempat menjadi guru bulutangkis di SMA saya sendiri. Senang dan tentu punya kebahagian tersendiri bagi saya,” ucap suami Sofyati ini.
Sebagai Putra Asli Daerah Betawi, wajar jika Haris sangat dekat dengan warga masyarakat. Karenanya sejak 2002 hingga sekarang, dia dipercaya untuk mengurus para Pedagang Pasar Tradiosional Kelapagading sebagai Koordinator. “Di sini, saya melihat adanya kesenjangan antara pedagang pasar trasional dengan pengelola pasar modern seperti Indomaret dan Alfamart.  Tanpa disadari, pasar modern telah mengelilingi dan menutup perkembangan pasar tradisional,” ungkap bapak dari Nur Harfi Octaviani dan Ananda Harfi Yudisthira ini.
“Dengan kondisi yang begitu, saya berharap pemerintah untuk segera menerapkan peraturan jarak antara pasar tradisionqal dan pasar modern dengan memiliki jarak ideal sesuai yang ditetapkan berdasar aturan. Pemerintah pun harus membuka kran permodalan bagi para pelaku pasar tradisional agar dapat mengembangkan usahanya dengan mempermudah proses pengajuan peminjaman ke bank-bank tertentu dengan bunga rendah, pastinya,” harap M Haris.
Pengalamannya di organisasi kemasyarakatan (ormas) cukup mumpuni juga. Lantaran, dia juga pernah berkiprah sebagai Sekretaris Gerakan Masyarakat Pendukung Perjuangan Amien Rais (Gempar) DKI Jakarta pada 2009 dan sebagai Ketua Pemuda Pancasila Johar Baru pada 2014.

Cita-citanya, sangat sederhana, yakni ingin menjadi wakil rakyat. “Karena saya ingin sampaikan pesan-pesan rakyat kecil di mana saya sering berinteraksi dan tahu betul permasalahan di bawah. Sehingga saya terpangil ingin menjadi wakil golongan dari mereka yang tertindas dan terdzholimi sekaligus sebagai sarana aspirasi bagi mereka,” pungkasnya. (one)

No comments:

Post a Comment