Perkaderan
bagi Parpol ibarat urat nadi. Perkaderan baik, maka Parpol itu akan baik juga.
Perkaderan Partai Amanat Nasional (PAN), berjalan lancar dan berlangsung tanpa
hambatan. Baik di Kalimantan, Ambon, NTB, atau Yogyakarta. Namun Dewan Pimpinan
Wilayah (DPW) PAN Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, ternyata belum melakukan
perkaderan! Nah, lho?
“Memang
PAN DKI belum lakukan perkaderan. Hal ini terjadi, lantaran peralihan
kepengurusan DPW PAN DKI Jakarta pimpinan Eko terjadi pada 2016. Nah saat itu,
gelombang politik Pilkada DKI Jakarta sangat mengemuka di pelataran politik
nasional. Apalagi berlangsung selama dua putaran dan kami berpartisipasi aktif
di dua kancah pilkada itu,” jelas sekretaris Perkaderan DPW PAN DKI Jakarta
Bimo Widagdo di Jl Tebet Barat Raya 24A, Jakarta Selatan, Selasa (25/4).
“Alhamdulilah, pasangan calon gubernur
Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang kami dukung, tampil sebagai pemenang. Usai
euphoria Pilkada DKI, perayaan Lebaran menanti. Jadi, kami berencana baru akan
melakukan perkaderan di DPW PAN DKI Jakarta, usai lebaran nanti,” ucap Bimo,
yang kedua orangtuanya asli Yogyakarta, tapi dia sendiri lahir di Jakarta 26
Agustus 1970.
“Perkaderan
adalah nyawanya organisasi, jika perkaderannya tak baik, maka organisasi itu tak
akan bertahan lama. Kalau isinya hanya anak kost-an,
roh isi partai itu gak ada. Beda dengan isinya para kader. Di PAN sendiri, ada 3 tahapan perkaderan, yakni
pertama – simpatisan, kedua – anggota, dan ketiga – kader,” urai alumnus
Universitas Pancasila Jakarta Fakultas Ekonomi S1 ini.
Bimo yang
beristerikan Hariyanti – kader PAN juga yang keduanya bertemu di Barisan Muda
(BM) PAN ini lalu memaparkan, ada tiga tingkatan perkaderan di PAN, yakni
Latihan Kader Amanat Dasar (LKAD) untuk tingkat DPD Kabupaten/Kotamadya,
Latihan Kader Amanat Madya (LKAM) untuk tingkat DPC Provinsi, dan Latihan Kader
Amanat Utana (LKAU) tingkat DPP Nasional.
“Setelah
tiga tingkatan latinan perkaderan itu, masih ada satu tingkat pelatihan lagi,
yakni instruktur nasional. Peserta latihannya, harus lulus dari LKAU dulu. Saya
telah menjalani prose itu, jadi saya adalah intruktur nansional,” jelas Bimo
yang menyelesaikan tiga tingkatan pendidikan dasarnya, SDN O1 Rawasari, SMPN 2
Johar Baru, SMAN 27 Johar Baru, semua di Jakarta Pusat.
Bapak
dari Zahran (6 SD) dan Zidan (1 SD) ini mengaku, keterjunan dan
keikutsertaannya di kancah perpolitikan nasional dia mulai saat Partai Amanat
Nasional (PAN) berdiri pada 23 Agustus 1998. Apalagi sejak kuliah, dia juga
seorang aktivis. Ikon Amien Rais sebagai penggelora Reformasi, menjadi magnet
bagi dirinya terjun ke politik.
Bimo yang
bercita-cita agar PAN menjadi pilihan rakyat, menjadi amanah rakyat, dan terus
berjuang agar PAN pilihan rakyat, dan tetap jalankan amanah PAN ini mengatakan, politik
itu adalah seni untuk meraih kekuasaan. Dan seni itu akan berubah, saat
kekuasaan yang diraih tak digunakan untuk kepentingan rakyat dan bangsa. (one)
No comments:
Post a Comment