Apalah
arti sebuah nama. Ungkapan ini tak berarti bagi dia. Lantaran, dari namanya
orang akan mengetahui darimana dia berasal. Ya, nama Encep, dapat dipastikan
dia berasal dari Tanah Pasundan! Tepatnya, di kawasan Tanah Pakuan, Bogor.
Encep,
lahir di Bogor 2 Juli 1966 dengan kedua orangtuanya juga asli Bogor, ayah H
Ismail Harun dan ibu Juriah. Tiga strata pendidikan dasarnya, yakni SDN1
Cibitung Kulon, SMP Muhammadiyah Cibitung Wetan, dan SMAN1 Leuwiliang, semua
dijalaninya di Kabupaten Bogor.
Bahkan,
kuliah pun dia tempuh di Bogor, yakni di Universitas Islam Sheh Yusuf (Unisma).
“Saya ambil fakultas hokum, tapi gak lanjut. Saya DO, lantaran karena married sekitar 1990-an” ungkap bapak dari
Imam Taufik, Imron Fadhilah, dan Fahrul Insan ini.
Encep
yang berasal dari keluarga PPP (P3) ini mengaku, mulai ikut berkecimpung kedua
dunia politik sejak SMA saat yang bapak yang aktivis P3 sering masuk Hotel
Prodeo lantaran sering “melawan” kepada pemerinth Soeharto.
“Sejak
keluar SMA, saya mulai aktif masuk partai yakni ke Partai Amanat Nasional (PAN)
pada 1999. Di P3 sendii, banyak orang Muhammadiyah sehingga secara otomatis
sebagian anggota P3 pindah borongan ke PAN. Lantaran, kita melihat sosok Amien
sebagai penggerak reformasi menuju perbaikan itu juga berasal dari
Muhammadiyah,” ujar Encep.
“Saya
melihat, sosok Amien sepanjang gerakan reformasi menjanjikan sebuah perbaikan
ke depannya. Tapi saya juga memantau, hingga sekarang kemana arah reformasi itu
berjalan sudah tak di relnya lagi. Ini lantaran, partai yang dibuat Pak
Amien, PAN, tak digeri kesempatan untuk
memimpin Negara ini. Mungkin hasilnya akan lain, jika PAN diberi kesempatan,”
tegasnya.
“Bagi
saya, politik itu seni untuk menuju atau mencapai kekuasaan. Jika memungkinkan,
saya bercita-cita ingin menjadi anggota DPRD atau Bupati,” imbuh Encep. (one)
No comments:
Post a Comment