PROFIL

Monday, April 10, 2017

Hendrik Ferdinand: Musuh Kita adalah Kemiskinan!

Sosok Amien Rais sebagai tokoh pergerakan reformasi, tak bisa dipungkiri. Inilah yang membuat dirinya menokohkan Amien sebagai idola politiknya saat euphoria reformasi membuncah. Tanpa pikir panjang, dia bersama bapaknya langsung bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) saat berdiri pada 1999. Hingga sekarang, PAN menjadi panji perjuangan politiknya.


Dia adalah Hendrik yang lahir di Jakarta, 24 Februari 1977, anak pertama dari 5-bersaudara, putera pasangan dari ayah NTB dan ibu Lampung. Ia bersama isterinya Marfuah dan ketiga anaknya El Saharani, Panglima Imanuddin, dan Prabu Ali Wardhana, tinggal Jl Ratna No 34, Kapuk, Jakarta Barat,

Tiga pendidikan dasarnya di SD N 04 Pagi Kedaung, Kali Angke, SMP BDN Pesing, dan SMA N33 Cengkareng, Jakarta Barat. Kuliah di FISIP Sospol Jayabaya, selesai S11 pada 2010. Memang tak ada catatan prestasi saat menempuh pendidikan, namun dia tercatat sebagai atlet Taekwondo dan pernah masuk Pelatda saat SMA, namun sekeluar dari SMA dia menjadi Pelatih di Hati Kudus Dharma Jaya (HKDJ).

Hendrik yang mengaku dari keluarga Masyumi fanatik anggota P3 ini, mengaku mulai bersinggungan dengan politik saat duduk di bangku SMA. Dia melihat, ayahnya yang anggota P3 itu tak pernah sekalipun menjadi pengurus meski aktif, lantaran berkali-kali P3 selalu kalah.

Saat reformasi, dia melihat suatu perubahan sistematis akan tercipta di bumi Nusantara, sehingga muncul asa perbaikan dari periode sebelumnya. Asa itu terus bertahan sepanjang pergerakan reformasi terus bergulir mengikuti perjalanan waktu. Euphoria masyarakat seakan juga tidak berhenti di tempat.

Sehingga pascareformasi, saat Amien Rais mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN), sebagai pemuda penuh asa perbaikqan, Hendriklangsung menggabungkan diri ke PAN.  Booming PAN pun terjadi, lantaran di DPRD DKI Jakarta pada 1999, PAN berhasil meraih 13 kursi. Ini merupakan rekor tertinggi PAN hingga kini.

Tak hanya Hendrik, ternyata sang Bapak pun ikut boyongan pinah ke PAN. Sang Bapak, Hidayat AR Yasin malah mendapat kepercayaan menjadi Ketua Ranting PAN Kapuk, Jakarta Barat. Dari sinilah, Hendrik lebih intens menamapaki jalur politiknya. Apalagi Hidayat AR Yasin menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2009-2014. Ia semakin terpicu berkiprah di jalur politik.

”Saya terjun ke politik, lantaran Politik adalah sebuah alat perjuangan untuk menciptakan kondisi yang dinamis di masyarakat dengan tidak ada ukuran waktu kapan akan tercipta, lantaran kondisinya yang begitu dinamis. Yang sudah ada konsepnya saja, negara ini,  hingga sekarang apakah sudah tercipta masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan sosial?” paparnya.


“Menurut saya, kuncinya adalah kesejahteraan. Kesejahteraan adalah sangat fundamental yang mencakup akal sehat orang. Dengan kesejahteraan, semua belenggu ketidaksempurnaan akan terbuka. Karenanya, musuh terbesar kita adalah kemiskinan!” (one)

No comments:

Post a Comment