Sosok
Amien Rais sebagai tokoh pergerakan reformasi, tak bisa dipungkiri. Inilah yang
membuat dirinya menokohkan Amien sebagai idola politiknya saat euphoria
reformasi membuncah. Tanpa pikir panjang, dia bersama bapaknya langsung
bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) saat berdiri pada 1999. Hingga
sekarang, PAN menjadi panji perjuangan politiknya.
Dia
adalah Hendrik yang lahir di Jakarta, 24 Februari 1977, anak pertama dari
5-bersaudara, putera pasangan dari ayah NTB dan ibu Lampung. Ia bersama isterinya
Marfuah dan ketiga anaknya El Saharani, Panglima Imanuddin, dan Prabu Ali
Wardhana, tinggal Jl Ratna No 34, Kapuk, Jakarta Barat,
Tiga
pendidikan dasarnya di SD N 04 Pagi Kedaung, Kali Angke, SMP BDN Pesing, dan
SMA N33 Cengkareng, Jakarta Barat. Kuliah di FISIP Sospol Jayabaya, selesai S11
pada 2010. Memang tak ada catatan prestasi saat menempuh pendidikan, namun dia
tercatat sebagai atlet Taekwondo dan pernah masuk Pelatda saat SMA, namun
sekeluar dari SMA dia menjadi Pelatih di Hati Kudus Dharma Jaya (HKDJ).
Hendrik
yang mengaku dari keluarga Masyumi fanatik anggota P3 ini, mengaku mulai
bersinggungan dengan politik saat duduk di bangku SMA. Dia melihat, ayahnya
yang anggota P3 itu tak pernah sekalipun menjadi pengurus meski aktif, lantaran
berkali-kali P3 selalu kalah.
Saat reformasi, dia melihat suatu
perubahan sistematis akan tercipta di bumi Nusantara, sehingga muncul asa
perbaikan dari periode sebelumnya. Asa itu terus bertahan sepanjang pergerakan
reformasi terus bergulir mengikuti perjalanan waktu. Euphoria masyarakat seakan
juga tidak berhenti di tempat.
Sehingga pascareformasi, saat Amien
Rais mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN), sebagai pemuda penuh asa
perbaikqan, Hendriklangsung menggabungkan diri ke PAN. Booming PAN pun terjadi, lantaran di DPRD DKI
Jakarta pada 1999, PAN berhasil meraih 13 kursi. Ini merupakan rekor tertinggi
PAN hingga kini.
Tak hanya Hendrik, ternyata sang
Bapak pun ikut boyongan pinah ke PAN. Sang Bapak, Hidayat AR Yasin malah mendapat
kepercayaan menjadi Ketua Ranting PAN Kapuk, Jakarta Barat. Dari sinilah,
Hendrik lebih intens menamapaki jalur politiknya. Apalagi Hidayat AR Yasin
menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2009-2014. Ia semakin terpicu
berkiprah di jalur politik.
”Saya terjun ke politik, lantaran
Politik adalah sebuah alat perjuangan untuk menciptakan kondisi yang dinamis di
masyarakat dengan tidak ada ukuran waktu kapan akan tercipta, lantaran
kondisinya yang begitu dinamis. Yang sudah ada konsepnya saja, negara ini, hingga sekarang apakah sudah tercipta
masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan sosial?” paparnya.
“Menurut saya, kuncinya adalah
kesejahteraan. Kesejahteraan adalah sangat fundamental yang mencakup akal sehat
orang. Dengan kesejahteraan, semua belenggu ketidaksempurnaan akan terbuka.
Karenanya, musuh terbesar kita adalah kemiskinan!” (one)
No comments:
Post a Comment