Jakarta -- Ultimatum Danhil Azhar tersebut kepada kepolisian dikatakan pada saat Konferensi Pers Temani Novel Baswedan di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No.62 – Jakarta Pusat. Pemuda Muhammadiyah ultimatum pihak kepolisian agar dalam waktu seminggu ini bisa mengungkap kasus pelemparan cairan kewajah Novel Baswedan, menangkap kedua pelaku serta menangkap actor intelektualnya.
Ancamam Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ini dikatakan pada saat pernyataan terakhir President Religion for Peace Asia and Pacific Youth Interfaith Network (RfP-APYIN) menanggapi kejadian yang dialami Novel Baswedan pada saat pulang sholat subuh berjamaah di kediamannya.
Pemuda Muhammadiyah sebagai kelompok masyarakat sipil telah bersikap terang untuk mengawal KPK sampai akhir. Ini dibuktikan dengan akan mengerahkan Komando Kesiap siagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) dari Jawa barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jogya dan Jawa Timur untuk bersiap – siap turun sebesar mungkin ke jalanan, kalau saja terjadi sesuatu terhadap Novel Baswedan dan mendesak pemerintah agar segera menuntaskan kejadian ini.
Penydik KPK dilempar cairan air keras oleh dua orang tidak dikenal Subuh hari ini (11/4/2017) ini Dosen tetap di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mendapat kabar dari Busro Muqodas agar segera menelpon Novel Baswedan, ketika menghubungi yang mengangkat adik dari Novel Baswedan yang mengatakan bahwa Novel Baswedan setelah sholat shubuh berjamaah di dekat rumahnya di cegat oleh dua orang tidak dikenal yang dikira akan di tegur, ternyata dua orang tersebut melemparkan cairan yang kemudian diketahui bahwa cairan tersebut adalah air keras , yang mengenai wajahnya.
Akibat dari air keras tersebut, kedua matanya bengkak dan jidatnya luka akibat cairan air keras tersebut.
Ancaman Serius terhadap pemberantasan Korupsi. Apa yang terjadi pada saudara Novel Baswedan bagi kami – Pemuda Muhammadiyah- adalah ancaman serius dan terror serius terhadap pemberantasan Korupsi di Indonesia. Lebih lanjut penggiat anti korupsi ini mengatakan bahwa insiden Novel Baswedan bukan peristiwa kriminal biasa seperti apa yang di katakan oleh Presiden Jokowi. Ini adalah praktek terorisme terhadap pemberantasan korupsi.
Praktek terorisme terhadap korupsi ini harus segera di tanggulangi oleh Negara, karena kalau ini tidak segera di tanggulangi, maka akan jadi ancaman serius bagi kita semua di Indonesia kata Ketua OKP terkemuka di Indonesia ini.
Kedua, apa yang dialami oleh Novel tersebut, bukanlah peristiwa pertama. Karna beberapa minggu sebelumnya Novel sudah diikuti dan diawasi rumahnya. Ini dibuktikan tetangga Novel dengan foto-foto orang asing yang mengawasi rumah Novel secara rutin setiap harinya.
Pada saat rame-rame kasus reklamasi dan kasus lain, Novel sempat ditabrak oleh beberapa orang tidak dikenal. Waktu itu kami tidak memberitahukan ke media atau melapor ke Polisi, begitu juga
Novel. Hanya teman – teman dekat yang diberitahu sebagai informasi terhadap orang dekat saja.
Untuk itu jika Negara lalai terhadap bentuk terorisme terhadap orang – orang yang konsisten melakukan pemberatansan korupsi, maka Negara dinilai sudah kalah oleh bandit Politik yang telah melakukan praktek korupsi di Indonesia ujar Danhil. Oleh karena itu kami Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah sejak awal sudah mengatakan akan terus mengawal “KPK Berani”, mengawal terus seluruh penyidik KPK agar terus berani.
Ketiga Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah meminta kepada Negara agar memberikanperlindungan dan pengamanan yang layak untuk penyidik – penyidik KPK yang tantangan dan ancaman kerjanya itu adalah nyawa.
Harapan Danhil kepada Jokowi dalam konteks ini dan pihak kepolisian dalam konteks lain membuat kegiatan segera mungkin, system keamanan yang baik untuk teman – teman penyidik KPK. Karna ditengah kasus – kasus yang besar ini ancaman terhadap penyidik KPK sangatlah besar.
Pemuda Muhammadiyah sebagai kelompok masyarakat sipil telah bersikap terang untuk mengawal KPK sampai akhir. Ini dibuktikan dengan akan mengerahkan Komando Kesiap siagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) dari Jawa barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jogya dan Jawa Timur untuk bersiap – siap turun sebesar mungkin ke jalanan, kalau saja terjadi sesuatu terhadap Novel Baswedan dan mendesak pemerintah agar segera menuntaskan kejadian ini.
Terakhir desakan juga ditujukan kepada pihak kepolisian agar untuk mengejar segera dua orang pelempar cairan air keras. Ini bukan pekerjaan sulit menurut Danhil, karena selama ini Polisi dinilai dengan mudah mengatasi persoalan yang pelik seperti terorisme dan segala macam tentu untuk mengejar dua orang yang melemparkan cairan ke wajah Novel Baswedan juga jauh lebih mudah. Selain itu di komplek rumah Anis Baswedan ada rekaman cctv dan perangkat lain untuk polisi sesegera mungkin menangkap kedua pelaku tersebut beserta actor intelektual dibelakangnya. (radiopanjakarta / IMY)
No comments:
Post a Comment