Sejak
2007, dia melihat tidak ada pantauan dari tingkat elit partai terhadap kader
partai. Dia juga melihat, ada benang yang terputus. Karenanya butuh sinergi
kokoh antara atasan dan akar rumput. Malah dia menegaskan, butuh renegerasi
segera untuk setiap tingkatan pengurus agar kualitas pengurus lebih segar dan
sigap!
Meski
baru ke Jakarta pada 1986 dan sebagai Ketua PAN Ranting RBS (Rawa Badak
Selatan) pada 2007, Rudi Winarno -Wong Madura kelahiran 11 September 1965
ini, punya visi jauh ke depan tentang butuhnya perbaikan kualitas organisasi di
setiap tingkat kepengurusan DPW PAN DKI Jakarta.
Warga Jl Plumpang Semper No 13 RT 012 RW04 Kelurahan Rawa Badak Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara ini berharap, dengan adanya regenerasi di akar rumput, yakni dari tingkat ranting ke cabang, cabang ke DPD, dan seterusnya, semakin menyolidkan kinerja organisasi. Jelas, kondisi ini membuat organisasi semakin solid. “Bulseet partai berkembang besar kalo enggak ada pengawasan,” tegasnya.
Suami dari Andi Dina Widianti serta ayah dari Nia Widianti, Wibi Winarno, Wina Widianti ini, kini posisinya masih dalam formatur DPD Jakarta Barat, bersama H Syam, H Yusuf, Iwan, dan saya. “Inginnya sih sebagai Sekjen,” ungkap alumnus Universitas Borobudur D3 Akademi Keuangan Perbankan yang berwiraswasta di Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) ini.
Rudi
Winarno yang punya panggilan manja Nonon ini, menuntaskan pendidikan dasarnya
di SDN Manten 2, SMPN 2, SMAN, di Pamekasan, Madura. “Sepanjang sekolah, saya
hanya aktif di ekstra kurikuler marching band sebagai peniup terompet,”
kisahnya
Nonon yang pernah nyaleg di Dapil II dan merebut 1200 suara sebagai peringkat 3 itu juga aktif sebagai Ketua Rukun Kematian (tingkat RW) – dengan anggota 900 KK. Santunan Rp1,5 juta diberikan kepada keluarga yang menintggal yang biayanya dipungut dari anggota Rp2.000/musibah. “Rp2000 kali 900 anggota, senilai Rp1,8 juta. Santunan diberikan Rp1,5 juta, jadi sisanya Rp300 ribu masuk kas. Kas sekarang selama 10 tahun berdiri sejak 2007, sudah mencapai Rp60 juta,” paparnya.
Menurut dia, “politik adalah cara kita untuk masuk ke sistem, untuk merubah pola yang sudah ada dengan strategi agar dapat lebih baik dari sebelumnya. Nah, sekarang ini adalah momen lagi bagus. Kita berhasil tumbangkan penguasa, yang memiliki dukungan partai-partai besar. Di DPW PAN DKI Jakarta, butuh sinergi untuk setiap tingkat,” tegasnya.
Untuk pemilihan 2019 mendatang, Nonon nyaleg lagi. “Saya optimistis masuk sebagai anggota legislatif mendatang. Tentu dengan mendulang suara sebanyak-banyaknya,” jelasnya. “Tambahan, dengan masuknya kalangan Lembaga Dakwah Islamiyah (LDI) ke dalam bidikan kampanye perolehan suara saya,” tambahnya.
“Hobi
saya menyanyi, dengan menyanyi bikin panjang umur. Sebab, dengan banyak
hiburan, tentu penyakit banyak berkurang. Ini, bikin umur panjang,” tuntasnya. (one)
No comments:
Post a Comment